XtGem Forum catalog
Papa Bacain Keras-
keras Ya, Supaya Anita
Bisa Dengar!!!

Di suatu malam seorang eksekutif
sukses , seperti biasanya sibuk
memperhatikan berkas-berkas
pekerjaan kantor yang dibawanya
pulang ke rumah, karena keesokan
harinya ada rapat umum yang sangat
penting dengan para pemegang saham
. Ketika ia sedang asyik menyeleksi
dokumen kantor tersebut, Putrinya
anita datang mendekatinya, berdiri
tepat disampingnya, sambil
memegang buku cerita baru. Buku itu
bergambar seorang peri kecil yang
imut, sangat menarik perhatian anita,
“Pa liat”! anita berusaha menarik
perhatian Papanya. papanya
menengok ke arahnya, sambil
menurunkan kacamatanya, kalimat
yang keluar hanyalah kalimat basa-
basi “Wah,. buku baru ya ta?”,
“Ya papa” anita berseri-seri karena
merasa ada tanggapan dari papanya.
“Bacain nita dong Pa” pinta anita
lembut, “Wah papa sedang sibuk
sekali,
jangan sekarang deh” sanggah Papanya
dengan cepat. Lalu ia segera
mengalihkan perhatiannya pada
kertas-kertas yang berserakkan
didepannya, dengan serius. Anita
bengong sejenak, namun ia belum
menyerah.
Dengan suara lembut dan sedikit
manja ia kembali merayu “pa, mama
bilang papa mau baca untuk Nita”
Papanya mulai agak kesal, “nita papa
sibuk, sekarang Nita suruh mama baca
ya” “Pa, mama cibuk terus, papa liat
gambarnya lucu-lucu ”, “Lain kali Anita,
sana! papa lagi banyak kerjaan”
Papanya berusaha memusatkan
perhatiannya pada lembar-lembar
kertas tadi, menit demi menit berlalu,
Anita menarik nafas panjang dan tetap
disitu, berdiri ditempatnya penuh
harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. “Pa,..
gambarnya bagus, papa pasti suka”,
“Anita, PAPA BILANG, LAIN KALI!!”
kata Papanya membentaknya dengan
keras, Kali ini Papanya berhasil,
semangat Anita kecil terkulai, hampir
menangis, matanya berkaca-kaca dan
ia bergeser menjauhi papanya.
“Iya pa,. lain kali ya pa?” Ia masih
sempat mendekati papanya dan
sambil menyentuh lembut tangan
papanya ia menaruh buku cerita di
pangkuan sang Papa.“ Pa kalau papa
ada waktu, papa baca keras-keras ya
pa, supaya Anita bisa denger”. Hari
demi hari telah berlalu, tanpa terasa
dua pekan telah berlalu namun
permintaan Anita kecil tidak pernah
terpenuhi, buku cerita Peri Imut,
belum pernah dibacakan bagi dirinya.
Hingga suatu sore terdengar suara
hentakan keras “Buukk!!” beberapa
tetangga melaporkan dengan histeris
bahwa Anita kecil terlindas kendaraan
seorang pemuda mabuk yang
melajukan kendaraannya dengan
kencang didepan rumahnya. Tubuh
Anita mungil terhentak beberapa
meter, dalam keadaan yang begitu
panik ambulance didatangkan
secepatnya, selama perjalanan menuju
rumah sakit, Anita kecil sempat
berkata dengan begitu lirih“Nita takut
Pa, Nita takut Ma, Nita sayang papa
mama” darah segar terus keluar dari
mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi
ketika sesampainya di rumah sakit
terdekat. Kejadian hari itu begitu
mengguncangkan hati nurani sang
Papa, Tidak ada lagi waktu tersisa
untuk memenuhi sebuah janji. Kini
yang ada hanyalah penyesalan.
Permintaan sang buah hati yang sangat
sederhana pun tidak terpenuhi. Masih
segar terbayang dalam ingatan sang
Papa tangan mungil anaknya yang
memohon kepadanya untuk
membacakan sebuah cerita,kini
sentuhan itu terasa sangat berarti
sekali,
“papa baca keras-keras ya Pa, supaya
Anita bisa denger” kata-kata Anita
terngiang-ngiang kembali. Sore itu
setelah segalanya telah berlalu, yang
tersisa hanya keheningan dan
kesunyian hati, canda dan riang gadis
kecil tidak akan terdengar lagi, Sang
papa mulai membuka buku cerita peri
imut yang diambilnya perlahan dari
onggokan mainan Anita di pojok
ruangan. Bukunya sudah tidak baru
lagi, sampulnya sudah usang dan
koyak. Beberapa coretan tak
berbentuk menghiasi lembar-lembar
halamannya seperti sebuah kenangan
indah dari gadis kecilnya. Sang Papa
menguatkan hati, dengan mata yang
berkaca-kaca ia membuka halaman
pertama dan membacanya dengan
suara keras, tampak sekali ia berusaha
membacanya dengan keras, Ia terus
membacanya dengan keras-keras
halaman demi halaman, dengan
berlinang air mata. “Nita dengar papa
baca ya” selang beberapa kata,
hatinya memohon lagi “Nita papa
mohon ampun nak” “papa sayang
Nita” Seakan setiap kata dalam
bacaan itu begitu menggores lubuk
hatinya , tak kuasa menahan itu sang
Papa bersujut dan
menangis,memohon satu kesempatan
lagi untuk mencintai.
"Seseorang yang mengasihi selalu
mengalikan kesenangan dan membagi
kesedihan kita, ia selalu memberi
perhatian kepada kita karena ia peduli
kepada kita. Adakah “perhatian
terbaik” itu begitu mahal bagi mereka?
Berikan “perhatian terbaik” walaupun
itu hanya sekali, bukankah kesempatan
untuk memberi perhatian kepada
orang-orang yang kita cintai itu sangat
berharga ? Maka berikanlah “perhatian
terbaik” bagi mereka yang kita cintai.
Lakukan sekarang !! Karena hanya ada
satu kesempatan untuk
memperhatikan dengan hati kita