XtGem Forum catalog

ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻲﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺒْﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ
“dan Kami tidak akan meng’azab
sebelum Kami mengutus seorang
rasul.”
Kedua orang tua Nabi wafat
pada masa fatroh (kekosongan
dari seorang Nabi/Rosul). Berarti
keduanya dinyatakan selamat.
(ini jawaban paling aman)
>> Korban Perang:
Dalil golongan yang menyatakan
orang tua Nabi masuk neraka
adalah hadits riwayat Imam
Muslim dari Hammad :
ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻔَّﻰ ﺩَﻋَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺃَﺑِﻲ
ﻭَﺃَﺑَﺎﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
Bahwasanya seorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah “ Ya,
Rasulullah, dimana keberadaan
ayahku ?, Rasulullah menjawab : “
dia di neraka” . maka ketika
orang tersebut hendak beranjak,
rasulullah memanggilnya seraya
berkata “ sesungguhnya ayahku
dan ayahmu di neraka “.
Imam Suyuthi menerangkan
bahwa Hammad perowi hadits di
atas diragukan oleh para ahli
hadits dan hanya diriwayatkan
oleh Imam Muslim. Padahal
banyak riwayat lain yang lebih
kuat darinya seperti riwayat
Ma’mar dari Anas, al-Baihaqi dari
Sa’ad bin Abi Waqosh :
“ ﺍِﻥَّ ﺍَﻋْﺮَﺍﺑِﻲﺍًّ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍَﻳْﻦَ ﺍَﺑِﻲ
ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﻳْﻦَ ﺍَﺑُﻮْﻙَ ﻗَﺎﻝَ
ﺣَﻴْﺜُﻤَﺎ ﻣَﺮَﺭْﺕَ ﺑِﻘَﺒْﺮِ ﻛَﺎﻓِﺮٍ ﻓَﺒَﺸِّّﺮْﻩُ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺭِ”
Sesungguhnya A’robi berkata
kepada Rasulullah SAW “ dimana
ayahku ?, Rasulullah SAW
menjawab : “ dia di neraka”, si
A’robi pun bertanya kembali “
dimana AyahMu ?, Rasulullah pun
menawab “ sekiranya kamu
melewati kuburan orang kafir,
maka berilah kabar gembira
dengan neraka “
Riwayat di atas tanpa
menyebutkan ayah Nabi di
neraka.
Ma’mar dan Baihaqi disepakati
oleh ahli hadits lebih kuat dari
Hammad, sehingga riwayat
Ma’mar dan Baihaqi harus
didahulukan dari riwayat
Hammad.
Dalil mereka yang lain hadits
yang berbunyi :
ﻟَﻴْﺖَ ﺷِﻌْﺮِﻱ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺑَﻮَﺍﻱَ
Demi Allah, bagaimana keadaan
orang tuaku ?
Kemudian turun ayat yang
berbunyi :
{ ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻦَﺍﻙَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﺑَﺸِﻴْﺮﺍً ﻭَﻧَﺬِﻳْﺮﺍً ﻭَﻟَﺎ
ﺗُﺴْﺄَﻝُ ﻋَﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢ }
Sesungguhnya Kami telah
mengutusmu (Muhammad)
dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan, dan kamu
tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang
penghuni-penghuni neraka.
Jawaban :
Ayat itu tidak tepat untuk kedua
orang tua Nabi karena ayat
sebelum dan sesudahnya
berkaitan dengan ahlul kitab,
yaitu :
ﻳَﺎ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻲﻝَ ﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲَ ﺍﻟَّﺘِﻲ
ﺃَﻧْﻌَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﺑِﻌَﻬْﺪِﻱ ﺃُﻭﻑِ
ﺑِﻌَﻬْﺪِﻙُﻡْ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻱَ ﻓَﺎﺭْﻫَﺒُﻮﻥِ
Hai Bani Israil, ingatlah akan
nikmat-Ku yang telah Aku
anugerahkan kepadamu, dan
penuhilah janjimu kepada-Ku,
niscaya Aku penuhi janji-Ku
kepadamu; dan hanya kepada-
Ku-lah kamu harus takut (tunduk)
(Q.S. Albaqarah : 40)
sampai ayat 129 :
ﻭَﺇِﺫِ ﺍﺑْﺘَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻲﻡَ ﺭَﺑُّﻪُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻓَﺄَﺗَﻤَّﻪ
َّﻥُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺟَﺎﻋِﻠُﻚَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ﻗَﺎﻝَ
ﻭَﻣِﻦْ ﺫُﺭِّﻳَّﺖِﻱ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﻳَﻨَﺎﻝُ ﻋَﻬْﺪِﻱ
ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻢِﻳﻦَ
Semua ayat-ayat itu
menceritakan ahli kitab (yahudi).
Bantahan di atas juga diperkuat
dengan firman Allah SWT :
ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻲﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺒْﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ
“dan Kami tidak akan meng’azab
sebelum Kami mengutus seorang
rasul.”
Kedua orang tua Nabi wafat
pada masa fatroh (kekosongan
dari seorang Nabi/Rosul). Berarti
keduanya dinyatakan selamat.
Imam Fakhrurrozi menyatakan
bahwa semua orang tua para
Nabi muslim. Dengan dasar
berikut :
Al-Qur’an surat As-Syu’ara’ :
218-219 :
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺮَﺍﻙَ ﺣِﻴﻦَ ﺗَﻘُﻮﻡُ * ﻭَﺗَﻘَﻠُّﺐَﻙَ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦَ
Yang melihat kamu ketika kamu
berdiri (untuk sembahyang), dan
(melihat pula) perobahan gerak
badanmu di antara orang-orang
yang sujud.
Sebagian ulama’ mentafsiri ayat
di atas bahwa cahaya Nabi
berpindah dari orang yang ahli
sujud (muslim) ke orang yang ahli
sujud lainnya.
Adapun Azar yang secara jelas
mati kafir, sebagian ulama’
menyatakan bukanlah bapak Nabi
Ibrohim yang sebenarnya tetapi
dia adalah bapak asuhNya dan
juga pamanNya.
Hadits Nabi SAW :
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ )) ﻟﻢ ﺍﺯﻝ ﺍﻧﻘﻞ ﻣﻦ
ﺍﺻﻼﺏ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﻳﻦ ﺍﻟﻰ ﺍﺭﺣﺎﻡ
ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﺍﺕ ))
“ aku (Muhammad SAW) selalu
berpindah dari sulbi-sulbi laki-laki
yang suci menuju rahim-rahim
perempuan yang suci pula”
Jelas sekali Rasulullah SAW
menyatakan bahwa kakek dan
nenek moyang beliau adalah
orang-orang yang suci bukan
orang-orang musyrik karena
mereka dinyatakan najis dalam
Al-Qur’an. Allah SWT berfirman :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻙ َﻥﻭُ
ﻧَﺠَﺲٌ
“Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya orang-orang yang
musyrik itu najis”
Nama ayah Nabi Abdullah, cukup
membuktikan bahwa beliau
beriman kepada Allah bukan
penyembah berhala.
Jika anda ingin mengetahui lebih
banyak, maka bacalah kitab
‘Masaliku al-hunafa fi waalidai al-
Musthafa” karangan Imam
Suyuthi.